Sulit untuk membicarakan industri dirgantara saat ini tanpa menyinggung jejak karbonnya dan kebutuhan mendesak untuk menurunkan kontribusinya dari 2,5% emisi global saat ini hingga mencapai net zero pada tahun 2050.
Ini merupakan tantangan besar, namun hal tersebut hanya merupakan satu aspek dari gambaran industri dirgantara. Ada perubahan besar di seluruh industri, mulai dari manufaktur, rantai pasokan hingga propulsi, komunikasi, otomatisasi, dan kecerdasan buatan. Pada saat yang sama, perkembangan seperti Urban Air Mobility (UAM) membuka pasar-pasar baru.
Keberlanjutan menjadi landasan dari semua perkembangan ini. Keberlanjutan tidak hanya tentang menghilangkan emisi karbon dari perjalanan udara itu sendiri, tetapi juga memperkenalkan bahan dan proses yang lebih berkelanjutan dalam manufaktur serta memaksimalkan efisiensi operasi penerbangan melalui inovasi komunikasi dan kecerdasan buatan.
Dalam tulisan ini, saya akan menjelajahi beberapa inovasi tersebut; di tulisan-tulisan mendatang, saya akan membahas beberapa perubahan kunci secara lebih mendetail. Inovasi-inovasi ini menunjukkan kekuatan berpikir di luar cara tradisional dalam rantai pasokan, manufaktur, dan operasi, serta melibatkan mitra yang memiliki perspektif holistik, keberlanjutan, dan inovasi yang sangat dibutuhkan industri dirgantara saat ini.